Tips Canggih Menulis Novel
September 21, 2016
Tips Canggih Menulis Novel
Menulis adalah hal yang gampang-gampang susah, terutama dalam menulis sebuah novel. Novel merupakan bentuk literatur yang memiliki ciri tersendiri dan memiliki bermacam genre; mulai romance, fiksi, humor, horor, fantasi, kriminal dan genre lainnya. Seorang penulis—yang bukan novelis—belum tentu pandai menulis sebuah novel. Novel berbeda dengan buku non-fiksi. Menulis novel membutuhkan keahlian dan tentunya bakat, sehingga sang penulis dapat merangkai sebuah cerita yang menarik, enak dibaca, mudah dipahami, dan mampu menstimulasi imajinasi pembaca agar masuk ke dalam kisah yang dituturkannya. 
Buat kamu yang pemula, berikut ini beberapa tips dan trik dalam menulis novel:

1.      Tentukan dan pahami genre novel yang disukai.
Kebanyakan para novelis senior seperti Agatha Christie, Roald Dahl, Sir Athur Conan Doyle, J.K.Rowling, dan para novelis legendaris lainnya memilih genre novel yang menjadi kekuatan mereka. Agatha Christie dikenal dengan novel misteri kriminal-nya yang mengisahkan berbagai kasus yang dibungkus dengan kemampuan analisa serta teka-teki yang tersaji di sepanjang kisahnya. Adapun Roald Dahl bermain dalam genre kisah anak-anak. Memiliki genre yang spesifik dan yang kita sukai merupakan suatu hal penting agar kisah yang ditulis dapat berkembang dengan menarik, natural, dan membuat orang betah beralama-lama membaca cerita yang kita tulis. Maka, langkah pertama adalah temukan dan tentukan genre novel apa yang paling kita sukai.

2.       Buat garis besar kesuluruhan kisah di dalam novel
Setelah memutuskan genre dan novel apa yang hendak kita tulis, cobalah membuat secara garis besar kisah dalam novel tersebut. Misal kita akan menulis novel misteri, maka putuskan bagaimana alur kisahnya dari awal hingga akhir. Membuat garis besar keseluruhan kisah dalam novel tidak perlu terlalu terperinci, tapi tentukanlah secara sederhana atau garis besarnya saja.  Hal ini akan membantu kita membangun kejadian-kejadian secara berurutan, dan tentunya nanti akan lebih mudah untuk diperdalam.

3.      Tentukan bagian-bagian terpenting di dalam novel
Setelah membuat garis besar keseluruhan kisah, buatlah poin-poin penting pada bagian yang dianggap memiliki daya tarik dalam kisah  yang kita bangun tersebut. Misalnya, pada pertengahan novel kita ingin memasukkan puncak konflik antar para tokoh, maka sisipkan poin-poin pada garis besar naskah tersebut. Poin-poin itu berguna untuk membantu kita terhindar dari mental block. Dengan demikian, secara keseluruhan poin-poin itu akan membantu kita menemukan inspirasi ketika membangun plot dan babak demi babak dalam novel kita.

4.      Perluas wawasan
Novel adalah sebuah rangkaian narasi dan adegan yang panjang sehingga membutuhkan bekal keluasan serta kedalaman informasi. Salah satu cara agar novel kita mampu mencapai kriteria tersebut ialah lewat membaca, mendengar, dan memperhatikan. Membaca merupakan salah satu aktivitas yang dapat membantu penulis menjadi ahli dalam merangkai kata-kata, menambah pengetahuan, dan membantu menemukan ide dalam membangun kisah.  Membaca bisa dari berbagai sumber, baik buku, jurnal, ensiklopedia, kamus, majalah, surat kabar, status di media sosial, website, blog, dan lain sebagainya. Semua informasi itu sangat berguna sebagai referensi untuk menambah wawasan penulis. Sir Athur Conan Doyle, misalnya, dia sangat lihat mengemas pengetahuan tentang sains, kriminologi, serta intelijen lewat kisah dalam novelnya yang seru dan membuat penasaran. Mendengarkan juga merupakan aktivitas yang mampu memberikan referensi penting bagi penulis. Aktivitas mendengarkan ini dapat berupa mendengarkan pengalaman orang lain, radio, dan media audio lainnya. Seperti apa yang dilakukan Tere Liye untuk memperoleh inspirasi dalam ceritanya. Ia sering kali mendengarkan dan menyimak pengalaman-pengalaman dari orang lain.
Memperhatikan adalah kunci untuk menghadirkan inspirasi. Aktivitas memperhatikan dapat dilakukan dengan mengamati lingkungan di sekitar kita. Hal itu akan melatih jiwa kritis, empati, dan simpati pada keadaan yang terjadi di sekitar kita. Novelis yang pandai memperhatikan apa yang terjadi biasanya mampu membawa para pembacanya tersadar, peduli, dan ikut berpikir kritis atau bahkan ikut bergerak memperbaiki keadaan. Misalnya saja, Helvy Tiana Rosa sering mengangkat tema konflik dan polemik yang terjadi di negara-negara Muslim, atau Andrea Hirata yang berusaha menyuguhkan paradigma yang segar tentang pendidikan lewat novel fenomenal Laskar Pelangi-nya.
Maka kembangkanlah wawasan untuk dapat menyuguhkan cerita berbeda daripada biasanya.

5.      Menulis dengan target
Menulis dengan target adalah salah satu pendisiplinan diri sehingga penulisan sebuah novel dapat rampung sesuai harapan. Menulis tanpa target apalagi disertai dengan mood yang buruk sering menjatuhkan mental para penulis terutama mereka para penulis pemula. Menulis memang aktivitas yang menguras pikiran sehingga tidak jarang di suatu waktu kita semangat untuk menulis tetapi di lain waktu kita menjadi malas. Maka, ikutilah target yang telah kita rencanakan. Walaupun tulisan yang dihasilkan di suatu waktu tidak bagus tapi usaha untuk mencapai target itulah yang perlu kita pertahankan. Perlu diingat, target penulisan ini membutuhkan manajemen diri yang tegas. Walaupun nanti tulisan yang dihasilkan tidak maksimal menurut penilaian kita tapi kesungguhan untuk terus menulis tentu menjadi modal yang berharga agar kita dapat terus berproses menjadi novelis yang dapat menghasilkan karya-karya yang membanggakan. Jadi, siapkah kamu untuk menulis novelmu sendiri? Ambil laptopmu atau bergegaslah menuju PC-mu, sekarang. Selamat menulis novel :). [Amy]

Leave a review