Siapa bilang menulis cerita anak itu susah? Setiap orang pasti mengalami masa kanak-kanak. Berbagai kejadian lucu, menyedihkan, hingga memalukan, tentunya menghiasi masa kecilmu, ya. Nah, kamu bisa banget menjadikan pengalaman saat kanak-kanak sebagai ide cerita anak. Jadi, sebenarnya cerita anak adalah sesuatu yang lekat, dekat, dan akrab denganmu.
Hanya saja, tatkala hendak menulis cerita anak, kamu tidak bisa sembarangan. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan penulis meliputi, tata cara dan teknik penceritaan. Berikut beberapa cara asyik menulis cerita anak yang menarik.
- Temukan Ide
Seperti yang telah dibahas sebelumnya bahwa ide dapat berasal dari kenangan masa kecil, peristiwa sehari-hari, dan sumber bacaan. Pilihlah ide-ide yang memancing imajinasi anak. Jangan lupa, sesuaikan ide dengan target pembaca tulisanmu, misalnya untuk usia batita, balita, atau anak-anak berumur 8-10 tahun.
- Buatlah Kerangka Cerita
Susunlah kerangka cerita yang akan kamu tulis. Catat siapa saja tokoh dan karakternya, bagaimana alurnya, kapan
setting ceritanya, dan seperti apa
ending-nya. Ingat, pilihlah tokoh, karakter,
setting, alur, dan
ending yang unik agar melekat erat di ingatan anak.
- Pemilihan Kata dan Bahasa
Gunakan bahasa yang sederhana, mudah dipahami, menarik, memancing daya imajinasi, kreatif, dan membuat anak berpikir kritis terhadap isi cerita. Jangan memakai kata-kata bersayap atau ambigu yang justru membuat anak bingung. Cobalah masuk ke dalam dunia anak, selami cara mereka berbicara, berpikir, tak lupa perbanyak membaca buku anak, sehingga kamu lebih peka serta bisa memilih kata yang dipahami pembaca cilik.
- Membuat Opening yang Menarik
Opening cerita merupakan magnet yang akan menarik anak membaca ceritamu. Kamu dapat memilih beberapa teknik
opening cerita misalnya, deskripsi orang, waktu, tempat, konflik, dan dialog.
- Ending yang Menarik
Hindari
ending menggantung. Usahakan menciptakan akhir cerita yang bahagia, atau setidaknya membuat pembaca cilik merasa lega dan puas. Penyelesaian konflik sebaiknya dilakukan oleh tokoh utama, atau tokoh yang lebih tua, misalnya kakak. Ingat, jangan mematikan tokoh antagonis. Cukup membuat sang tokoh menyesali dan merasakan akibat dari perbuatannya.
- Sisipkan Pesan Moral
Buatlah pesan moral yang tidak terkesan menggurui. Caranya? Hadirkan tokoh dewasa yang menyampaikan pesan bijak dan biarkan anak yang menyimpulkan sendiri ceritamu.
Anak-anak ibarat gelas kosong. Saatnya kamu mengisi dengan cerita yang tidak hanya menghibur, tapi juga mendidik. Selamat menciptakan cerita anak yang asyik!