Literasi Lingkungan Menuju Bandung Bebas Sampah dari Ibu-Ibu PKK Cinambo
March 26, 2019
Literasi Lingkungan Menuju Bandung Bebas Sampah dari Ibu-Ibu PKK Cinambo
Kang Pisman, bukan nama salah satu jajaka dari tanah Pasundan. Kang Pisman merupakan program menjaga lingkungan yang sedang digalakkan di kota Bandung. Kurangi, pisahkan, manfaatkan, merupakan semangat yag telah dimulai sejak tahun 2018. Pemerintah kota Bandung berkolaborasi dengan masyarakat dan pihak swasta berupaya membangun peradaban baru untuk menangani sampah yang kian menumpuk di setiap harinya. 

Hingga saat ini Kota Bandung telah berhasil mengumpulkan 835 Balad Kang Pisman (anggota), 1810 unit Bank sampah, dan terdapat 70 simpul Kang Pisman. Namun upaya Kangpisman yang diperlukan, rupanya tidak cukup hanya menyediakan fasilitas dan penyuluhan pada masyarakat. Tapi perlu dilakukan kegiatan literasi lingkungan berupa menyebarkan cerita, guna mengakurasi sejauh mana inovasi masyarakat dalam mengolah sampah itu sendiri. 

Sebuah cerita menarik muncul dari Ibu-ibu PKK Kecamatan Cinambo. Ketua PKK menggagas sebuah terobosan, ide segar dalam gerakan literasi lingkungan. Tepat Hari sabtu (16/3/2019)  hasil karya mereka terbit. Sebuah buku antologi dengan judul Cinambo Nyaah Ka Bandung dirilis. Buku yang diterbitkan bersama penerbit Bitread ini adalah buku yang pertama kali ditulis dan diterbitkan oleh masyarakat dengan tema gerakan Kang Pisman.

Terwujudnya buku Cinambo Nyaah Ka Bandung, terbilang singkat. Berkat semangat dari para ibu PKK. Diawali dengan workshop menulis yang diselenggarakan bersama Bitread, para ibu berhasil mengabadikan berbagai kisah inspiratif dalam menerapkan program Kang Pisman di wilayah Cinambo. Hasilnya buku ini mendapatkan apresiasi yang baik Wali Kota Bandung, Oded M. Danial beserta kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Bandung, Salman M. Fauzi.

“Kami merencanakan sejak awal dari 2018 bahwa gerakan Kang Pisman tidak hanya sebatas sosialisasi dan penyediaan fasilitas, tapi bagaimana mengedukasi masyarakat itu menjadi bagian penting. Alhamdulillah dengan edukasi literasi lingkungan ini kami bisa membuat buku,” kata Bintarsih selaku ketua Ibu-ibu PKK Cinambo.

Buku Cinambo Nyaah Ka Bandung membuktikan bahwa penerapan program Kang Pisman di wilayah Cinambo, tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah saja. Tetapi perlu didukung oleh satu kelembagaan sosial yang ada di masyarakat seperti PKK, Karang Taruna, Posyandu, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), dan Majelis Taklim.

Sebab apabila hanya dilakukan secara parsial, maka penyelesaiannya akan sulit dan tidak tuntas. Adanya kerjasama dan kolaborasi di antara kelembagaan yang ada dalam masyarakat menjadi satu keharusan dan tanggung jawab bersama. Program juga dapat diterapkan secara menarik layaknya belajar sambil bermain.

Tentu saja apa yang ditulis oleh para Ibu-Ibu PKK ini berangkat dari pengalaman mereka sendiri. Sebab secara aktif Ibu-Ibu PKK sudah dibekali dan mengikuti langkah-langkah awal dalam pengolahan sampah. Sampah dipilah, disetorkan, ditimbang, dicatat di Bank Sampah, dan selanjutnya dibuat dalam buku rekening.
 
Inspirasi yang ditularkan oleh para ibu-ibu PKK ini, patut disebarluaskan dan diadopsi di berbagai tempat. Agar semakin banyak cerita dan berita baik yang berasal dari masyarakat. Bukan tidak mungkin hal kecil seperti ini memiliki dampak yang luar biasa bagi literasi lingkungan di Indonesia.

Sumber foto : Humas.bandung.go.id

Leave a review