Buku Terbaru Helvy Tiana Rosa: Puisi-puisi yang Melepuh di Mataku
May 22, 2019
Buku Terbaru Helvy Tiana Rosa: Puisi-puisi yang Melepuh di Mataku
"Aku menulis puisi, sebab puisi paling fasih mengucap sepi, paling kilau menerjemahkan perih, dan sempurna menggemakan cinta.'" Adalah sepenggal karya dari Helvi Tiana Rosa, wanita kelahiran Medan, 2 April 1970, dalam Puisi-puisi yang Melepuh di Mataku.
 
Pendiri Forum Lingkar Pena yang juga saudara kandung dari penulis best seller Asma Nadia ini pun memiliki bakat menulis yang mungkin diturunkan dari ibunya, Maria. Ibu Helvy Tiana Rosa memiliki kebiasaan menulis catatan harian sebelum tidur.
 
"Membaca dan menulis membuatmu abadi, membuatmu selalu punya untuk dibagi. Dan yang suka berbagi, tak akan pernah merugi." Demikian pesan Maria kepada Helvy Tiana Rosa.
 
Kemiskinan tak menghalangi Helvy untuk terus belajar. Bersama sang adik, Helvy terus berjuang demi kemajuan literasi di Indonesia. Kemudian lahirlah Forum Lingkar Pena (FLP) tahun 1997, disusul Rumah Cahaya (Baca dan Hasilkan Karya).
 
Berbagai penghargaan kerap diterima sepasang kakak beradik ini. Bahkan, karya Helvy Tiana Rosa yang legendaris, Ketika Mas Gagah Pergi, sudah dicetak ulang sekitar 39 kali oleh tiga penerbit yang berbeda dan diperkirakan telah dibaca jutaan orang. Sangat menakjubkan.
 
Kini, Helvy Tiana Rosa menerbitkan karya terbarunya yang berjudul Puisi-puisi yang Melepuh di Mataku. Ini merupakan bukunya yang ke-62. Buku yang diterbitkan oleh Bitread tersebut berbentuk kumpulan puisi. Di dalamnya terselip juga satu puisi saat Helvy Tiana Rosa masih duduk di bangku Sekolah Dasar.
 
"Aku akan memetik satu bintang," katamu. Lalu sekuat tenaga aku akan menyeret rasa itu pulang, bertarung sendiri, melawan puisi-puisi biru yang terus melepuh di mataku.
 
Selain menerbitkan buku kumpulan puisi, bekerja sama dengan Penerbit Bitread, Helvy Tiana Rosa juga menyelenggarakan lomba musikalisasi puisi tingkat nasional dengan tajuk Puisi-puisi yang Melepuh di Mataku. Para peserta cukup membuat video musikalisasi yang berasal dari buku kumpulan puisi tersebut.
 
Ada puisi yang sangat membuat merinding, kisah tentang satu cerita di Palestina.
 
SEMOGA BERSANDING DI SURGA
Aku melamarmu, Amira di antara desing peluru, mortir, dan roket malam itu
Biar kubersihkan serpihan beliung yang menikam jiwamu saat mereka lukai Palestina kita
Aku melamarmu, Amira
Cinta akan tumbuh, menjelma kebun mawar dan kupu-kupu di matamu
Getar dan denyutnya adalah kesetiaan menjaga masjidil Aqsha
Namun dalam perjalanan menuju akad sepuluh peluru tentara Israel menembus tubuhku Aku melayang nanar, mendekap erat-erat rinduku padamu yang lebam terbentur waktu
Mereka bilang aku telah tiada, Amira, tapi aku tak kemana mana
Jangan menangis, atau patah
Selama kau memiliki Allah, kau punya segalanya
Ketegaran ketulusan adalah senjata
Berjuanglah, Cinta, langitkan doa-doa, jaga Al Aqsha
Aku melamarmu, Amira, meski tak bersatu di dunia semoga kelak kita bersanding di surga.
 
Sampaikan pesan melalui diksi dalam seni dan pola tertulis, bersama penulis tangguh - Helvy Tiana Rosa dalam Puisi-puisi yang Melepuh di Mataku.
 
Informasi lomba musikalisasi puisi Helvy Tiana Rossa : http://bit.do/lomba-musikalisasi-puisi-helvy

Kontributor : Sri Kuswayati 

Leave a review