Konsep mengenai seorang karyawan menjadi seorang
influencer bagi sebagian orang mungkin terdengar ganjil. Ketika mendengar kata
influencer, kita memaknainya sebagai seseorang yang memiliki ratusan ribu
followers pada semua media sosialnya, mendapat produk
endorsement untuk dipromosikan di laman media sosialnya, dan hal
“influencer” lainnya. Karyawan tidak cocok dengan definisi tersebut.
Tetapi, ketika kita melihat makna
influencer sendiri dalam Cambridge Dictionary bermakna bahwa
influencer adalah seseorang yang memberikan dampak secara positif kepada orang banyak, yang membuat orang tersebut merubah dirinya sendiri, sebagai contoh melalui media sosial, atau dalam sebuah grup yang membuat orang lain berubah.
Sekarang mari kita lihat makna dari
employee advocacy.
Employee advocacy adalah sebuah frasa yang digunakan dalam memaknai ketika konsumen lebih percaya kepada orang dibanding sebuah logo perusahaan. Karyawan merupakan sebuah asset yang berharga; seseorang yang setiap hari berada di balik berjalannya sebuah perusahaan dan orang yang sangat mengetahui tentang produk atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut. Mereka, karyawan, memiliki kemampuan untuk membicarakan, menganjurkan, atau mempengaruhi kepada banyak orang untuk menggunakan sebuah produk atau jasa dari sebuah perusahaan. Seperti pengertian
influencer bukan?
Satu hal lain yang perlu diperhatikan bahwa tidak semua karyawan dapat menjadi seorang
employeefluencer. Melibatkan banyak karyawan dalam program
employefluencer atau
brand advocacy akan membuat program ini terlalu besar dan perusahaan akan menghadapi banyak gunung yang perlu didaki. Diperlukan sebuah pemetaan karyawan terlebih dahulu sebelum melaksanakan program
employeefluencer.