Setiap individu ataupun kelompok tidak terlepas dari yang namanya masalah, baik masalah sederhana atau rumit. Seperti apa pun masalah, tentu butuh pemecahan yang cepat dan tepat. Jika tidak, maka masalah tersebut tidak akan pernah tuntas. Di sinilah kita membutuhkan unsur kreatif dalam memecahkan masalah. Semakin kreatif individu atau kelompok dalam menghadapi masalah maka akan semakin banyak solusi yang dimunculkan. Karena itu,
creative problem solving atau pemecahan masalah secara kreatif sangat dibutuhkan oleh individu maupun kelompok.
Creative problem solving (CPS) bukan sekadar kemampuan menyelesaikan persoalan-persoalan tertentu secara kreatif saja.
Creative problem solving adalah sebuah
mindset yang membawa seseorang ataupun kelompok berpikir positif untuk mencari jalan keluar dari permasalahan dan menghasilkan jalan keluar yang akan mencegah munculnya masalah baru.
Dengan memiliki kemampuan tersebut, Anda akan dikenal sebagai orang yang selalu punya ide dalam menghadapi masalah. Tidak peduli Anda seorang pelajar, mahasiswa, pebisnis atau karyawan, atasan atau bawahan, kemampuan
creative problem solving sangat penting untuk Anda.
Proses Creative Problem Solving
Proses
Creative Problem Solving (CPS) dimulai oleh Alex Osborn pada 1940-an dan dikembangkan oleh Parnes pada 1950-an, Presiden dari
Creative Problem Solving Foundation (CPSF). Proses ini meliputi lima langkah:
1. Menemukan Fakta
Tahap menemukan fakta ialah tahap mendaftar semua fakta yang diketahui mengenai masalah yang ingin dipecahkan dan menemukan data baru yang diperlukan. Tahap ini didahului oleh keadaan “kacau” dan masalahnya masih samar-samar (
mess and fuzzy problem).
2. Menemukan Masalah
Pada tahap ini diupayakan merumuskan masalah dengan menanyakan: “Dengan cara-cara apa saya ...”; pertanyaan ini akan mengundang banyak gagasan. Anda diharapkan dapat mengembangkan masalahnya dengan menemukan dan mengenali sub-masalah: masalah dapat dirumuskan kembali (
redefinition) atau dipersempit.
3. Menemukan Gagasan
Pada tahap menemukan gagasan diupayakan mengembangkan gagasan pemecah masalah sebanyak mungkin. Dalam hal ini dapat digunakan teknik-teknik seperti
lateral thinking,
brainstorming, peta pikiran, analogi,
brainwalk, dan lain-lain.
4. Menemukan Solusi
Pada tahap ini gagasan yang dihasilkan pada tahap sebelumnya diseleksi berdasarkan kriteria dan evaluasi yang bersangkut-paut dengan masalahnya. Solusi yang baik biasanya adalah solusi yang paling efektif, efiesien dan etis.
5. Penerimaan atau Pelaksanaan
Pada tahap terakhir, menemukan penerimaan atau tahap pelaksanaan disusun rencana tindakan agar keputusan dapat dilaksanakan secara efektif, efisien, dan etis.
Sumber: Buku Creative Problem Solving, karya Andreas & William Chang diterbitkan Bitread, 2019