ISBN : 978-602-5877-90-2

e-ISBN : 978-623-7109-54-9

Raya seorang lawyer, cantik dan cerdas. Merelakan diri pada kenyataan hidupnya yang tidak lengkap. Ia tidak mengenal siapa ayah kandungnya. Pada usia remaja, ia kehilangan ibu yang sangat ia cintai untuk selama-lamanya. Menjalani kehidupan yang sulit, ia dibesarkan oleh neneknya, Eyang Ti. Sebuah keberuntungan ia masih memiliki Tante Vi, seorang psikolog. Raya menemukan cinta pertamanya pada sosok Catur Prasetyo, seorang senior lawyer. Sayangnya, ia seorang pria beristri. Kenyataan pahit ia hadapi manakala menyadari bahwa cinta pertamanya adalah milik perempuan lain, suami orang. Ia pergi meninggalkan kota Bandung dan hijrah ke Jakarta untuk mengubur masa pahitnya. Takdir kemudian mempertemukannya dengan Fathir, seorang arsitek. Raya menikah dengan Fathir dan dianugerahi dua malaikat kecil, Puteri dan Mahesa. Ujian hidup kembali dijalani Raya, 10 tahun perjalanan rumah tangganya dengan Fathir berujung dengan talak. Ia mengalami turbulensi hidup yang dahsyat. Tanpa diduga, ia dipertemukan dengan Rayendra Aditya, pengusaha yang 7 tahun lebih muda dari usianya. Dilema hidup kembali ia hadapi, ketika ia memilih untuk tidak menambatkan hatinya secara penuh pada Rayendra. Raya memilih untuk menyudahi dan pergi meninggalkan kota Jakarta dan kembali ke kota kelahirannya, Bandung. Dalam perjalanannya, Raya menyadari bahwa bangunan “keluarga” tempat mereka dipersatukan oleh hidup dan takdir, sarat dengan nilai-nilai yang diadopsi dari pranata sosial yang sulit untuk didobrak. Setelah hancur, bangunan tersebut sulit diperbaiki atau bahkan dimodifikasi ulang. Catatan peristiwa hidup menggoreskan nama-nama yang sangat berjasa dalam mendorongnya untuk kembali pada titik nadir, titik penyadaran hidup, seperti Sam, Lisa, Yasmin, dan seorang anak skizofrenia, Denis. Peristiwa demi peristiwa hidup pada akhirnya meyakinkan Raya untuk kembali melanjutkan sekolah (hidup).