ISBN :
978-623-224-250-0
e-ISBN :
978-623-224-251-7
Isi Buku 228 Halaman (0 Colour + 228 B/W)
Seorang lelaki itu berusaha memandang dunia melalui matanya, dicerna oleh alam pikirannya, kemudian ia goreskan di buku lapuk itu. Dusun Menir dan Arum, Gea dan perlawanan, juga ada puisi dan malam indah di Jogja. "Hari ini, saya melihat dunia bekerja dengan sudut pandang berbeda. Kejadian hari ini membuka mata saya, bahwa ternyata uang dan kekuasaan mampu mengatur kehidupan. Hari ini, saya tidak melihat nurani bekerja. Pertanyaan saya, apakah nurani bisa hilang begitu saja ketika seseorang meorientasikan hidupnya pada uang dan kekuasaan?Atau saya yang terlalu munafik melihat dunia ini?" -Ibra, dua bola matanya meredupkan sedikit harapan. "Namun, kali ini puisi begitu kelam, hanya ada langit berwarna abu menghitam. Kini aku sadar, bahwa kerinduan adalah pahit yang terbentang di ruang pengharapan." -Batin Ibra malam ini, untuk dia yang mengisi masa lalu. "Mendengar renyah bisikmu. Aku tak ubahnya seorang tuli pada suara semesta. Pagi ini, tiada lagi deru mesin jalanan, atau teriakan rindu seorang gadis di belahan kota lain, ataupula gong-gongan anjing yang memekakkan telinga." -Ibra, teruntuk gadisnya hari ini.