ISBN : 978-623-224-202-9

e-ISBN : 978-623-224-203-6

Menjadi perempuan yang diperdebatkan dalam pranata sosial, ibarat berjalan dalam hamparan pelayaran samudera penuh badai. Buku ini adalah sebentuk ziarah ingatan-ingatan pada rentang waktu 2014-2019. Terdiri dari 52 puisi dan 10 prosa. Buku ini bercerita tentang selanskap ingatan, sesekali memang ada kelucuan dalam ironi, seperti hidup menjadi seorang perempuan di zaman yang konon telah memasuki abad posmo; lalu selanjutnya apalagi? Demikian beberapa refleksi yang dicoba dituliskan oleh penulis dalam buku ini dan tercermin ketika ia banyak memilih diksi yang reflektif berecerita tentang hakikat “cinta”, “Tuhan”, “kematian” dan “harapan”. Dalam buku Perempuan yang Memeluk Badai ini, penulis membuka ruang untuk setiap pembaca secara merdeka untuk bergerak dan berkembang berdasarkan motif masing-masing untuk mengitari pada energi dua kata kunci: “perempuan” dan “badai”. Kiranya memang tepat, mengutip kembali sebuah pepatah kuno, bahwa badai atau gelombang yang kecil tidak akan melahirkan pelaut yang tangguh. Pembaca akan belayar dalam proses pembacaan kreatif dan penulis tetap percaya bahwa masing-masing reader juga punya otoritas untuk membangun penafsiran terhadap teks yang tertuang dalam sehimpun prosa dan puisi ini. Selamat menjadi pembaca yang berdaulat, selamat menempuh pelayaran bersama seorang perempuan yang memilih untuk merdeka. (DC)-