Mendengar kata travelling, langsung terbayang dalam imajinasi sebuah hamparan indah pegunungan, debur ombak dipantai yang menggoda atau suara burung-burung yang berkicau dengan riangnya. Hampir semua orang suka travelling, namun tidak semua orang punya waktu untuk memuaskan hasrat travellingnya, apalagi mereka yang setiap hari sibuk berkutat dikantor dengan segudang pekerjaan.

Sering mendengar orang menyebut feature tapi masih bingung apa sih sebenarnya feature? Bagaimana bentuknya? 

Menulis buku Non-Fiksi itu jauh lebih mudah dari pada buku Fiksi, tapi buku Non-Fiksi seperti mata pelajaran misalnya. Buku seperti ini tidak boleh ditulis sembarangan, karena harus memiliki referensi yang akurat dan bahasa yang digunakan harus mendidik. Dibawah ini ada 9 cara untuk menulis buku Non-Fiksi:

Menulis bagian dari pelajaran pertama yang akan diajarkan oleh guru kepada muritnya. Masih ingat, saat dulu masih usia lima tahun masuk sekolah taman kanak-kanak. Selain guru meminta kita untuk belajar menghafal hurup dan angka, kita juga diminta untuk menulis.

Jika dulu menenteng buku tebal identik dengan orang yang intelektual namun kini justru kebalikan, mereka disebut dengan orang yang ketinggalan zaman. Sekarang orang yang high technologi memilih membaca buku digital atau lebih dikenal dengan eBook. Kini mereka tak perlu lagi  menggendong buku tebal yang beratnya mencapai puluh kiloan. Dengan Technologi eBook. Semua buku sudah terkumpul menjadi satu, bagai perpustakaan yang dapat dibawa berjalan.

Ada cara mudah menulis cerpen, menurut Ernest Miller Hemingwa.  peletak standar fiksi di Amerika pada tahun 1945. Menulislah dengan sederhana karena sederhana itu jenius. Kita tahu, cerpen bukan puisi, tapi kalimat puitis kerap tampil di sekujur cerpen.  
Cerpen sejatinya prosa naratif fiktif. Kata prosa sendiri berakar dari bahasa latin ‘prosa’, yang artinya ‘terus terang’. Saya menemukan banyak karya berfokus pada keindahan kalimat.

Pertama kali masuk taman kanak-kanak, saya dikenalkan dengan menghafal huruf, dan angka-angka. Disini juga saya akan mulai belajar membaca dan menulis. Artinya, aktivitas ini telah saya dapatkan sejak dini. Sejak itu juga saya memiliki cita-cita ingin menjadi seorang penulis. namun untuk menulis terkadang saya masih merasa sulit. Bukan karena sulit untuk menulis merangkum kata-kata. Namun untuk menumbuhkan ide dan menentukan arah tulisan itu yang terkadang menjadi kendala. Bahkan untuk menulis ide yang saya dapat dengan cepat itu juga sangat sulit. Karena menulis adalah kegiatan menuangkan ide dan pikiran kita ke dalam tulisan. Hingga tulisan bisa menjadi sebuah buku.